DESKRIPSI NASKAH
“SERAT
MARDAWALAGU”
Deskripsi naskah adalah gambaran secara
ringkas dan terperinci mengenai wujud fisik naskah maupun isi naskah dengan
tujuan untuk mempermudah pengenalan terhadap naskah beserta konteks isinya.
Deskripsi naskah yang dilakukan terhadap naskah yang menjadi objek penelitian
ini berpedoman pada pendapat yang dikemukakan oleh Emuch Hermansoemantri (1986)
yang disesuaikan dengan karakteristik naskah yang diteliti.
Hal-hal yang
diungkapkan dalam deskripsi naskah antara lain menyangkut informasi atau data
mengenai: (1) judul naskah; (2) nomor kondex/punggung naskah; (3) tempat penyimpanan naskah; (4) pengarang; (5) penyalin; (6) manggala dan kolofon; (7) ukuran naskah; (8) ukuran kertas; (9) ukuran teks; (10) halaman; (11) kondisi naskah; (12) bentuk tulisan; (13) kerapian; (14) bentuk teks; (15) cara penulisan; (16) bahan naskah; (17) ringkasan isi.
Berikut deskripsi lengkap naskah Serat Mardawalagu
:
1. JUDUL NASKAH
Naskah ini tercatat dalam katalog Girardet-Sutanto,
1983 dan Nancy K. Florida, 1996, dengan judul Serat Mardawalagu. Ketika dilakukan pengecekan langsung ke
tempat penyimpanan naskah, judul terdapat pada tiga tempat :
·
Yang pertama terletak pada
cover luar naskah bertuliskan “Serat Mardawalagoe”. Tetapi judul ini hanya terdapat pada kertas
kecil yang menempel pada bagian kiri atas dengan tulisan ketik manual. Selain
itu dalam cover juga terdapat cap berwarna biru bertuliskan “Jajasan Paheman
Radya Pustaka Surakarta”.
·
Yang
kedua terletak pada sampul dalam yang pertama bertuliskan “Mardawalagu” dengan ditulis
latin menggunakan tinta merah.
·
Yang
ketiga terletak pada sampul dalam yang kedua bertuliskan ?m/fwlgu. (mardawalagu) . Judul ditulis dengan huruf Jawa
seperti yang tertera.
2. NOMOR KODEX (PUNGGUNG)
NASKAH
A22
3. TEMPAT PENYIMPANAN
Naskah ini disimpan dimuseum Radyapustaka Surakarta
4. ASAL NASKAH
5. KEADAAN NASKAH
Keadaan naskah secara fisik masih baik dan utuh/
lengkap, tidak ada lembaran-lembaran naskah yang hilang. Naskah ini merupakan naskah carik yang masih asli. Kertas juga masih utuh
dan berwarna putih yang telah usang (putih kecokelat-cokelatan). Naskah ini
benar-benar masih utuh hanya saja pasa pinggiran sampul sudah sobek karena
mungkin sering bibuka dan dibaca. Naskah ini ditulis menggunakan pensil dan ada
beberapa tulisan yang ditulis dengan bolpoint berwarna merah.
6. UKURAN NASKAH
Panjang : 33,5 cm
Lebar
: 21 cm
7. TEBAL NASKAH
Panjang : 33 cm
Lebar
: 20,5 cm
8. JUMLAH BARIS TIAP HALAMAN
Panjang : 24 cm
Lebar
: 14 cm
Margin atas : 2,5 cm
Margin bawah : 2 cm
Margin kanan
: 3 cm
Margin kiri : 3 cm
9. HURUF, AKSARA, DAN
TULISAN
Halaman ditulis dengan huruf Jawa dan
terletak dibagian atas teks. Terdiri dari 21 halaman ditambah dengan 2 lembar
halaman kosong, akan tetapi pada halaman terakhir (halaman 21) ditulis dengan
menggunakan pensil. Setiap 1 halaman terdapat 35 baris. Pada halaman 1,10,11,
dan 20 terdapat cap berwarna merah bertuliskan “P. Radio Poestaka Soerakarta
1831”.
10.
KONDISI NASKAH
11.
BENTUK TULISAN
Bentuk tulisan kecil, jelas dan mudah dibaca.
Hurufnya berbentuk kotak (batasinambat) dan tulisannya sangat bagus. Penekanan
penanya sangat tajam sehingga sampai tembus pada bagian belakangnya. Jarak
antar huruf sedang tetapi jarak antar baris sangat dekat sehingga terlihat
kurang teratur.
12.
KERAPIAN
Tingkat kerapian sangatlah rapi, hampir tidak
ada kesalahan dalam setiap penulisannya.
13.
BENTUK TEKS
Serat Mardawalagu ditulis dalam bentuk prosa tentang tembang Macapat.
14.
CARA
PENULISAN
Penulisan teks pada setiap halaman ditulis secara bolak-balik,
atau yang lebih dikenal dengan sistem recto verso, yaitu
lembaran-lembaran naskah yang ditulisi pada kedua halaman muka dan belakang.
Selain itu hanya ada satu halaman yang ditulis secara satu muka (tidak recto
verso), yaitu pada halaman 21.
Ditulis satu muka karena hanyalah tambahan saja. Teks ditulis ke
arah lebarnya, artinya teks ditulis sejajar dengan lebar lembaran naskah,
ditulis dari kiri ke kanan.
15.
BAHAN NASKAH
Serat Mardawalagu dikemas menjadi naskah yang
lumayan tipis. Kertas yang digunakan adalah kertas eropa, kertasnya berwarna
kecoklatan, tebal, dan kualitasnya masih baik. Akan tetapi terdapat perbedaan
jenis kertas pada halaman terakhir, halaman terakhir menggunakan kertas folio
bergaris.
16.
BAHASA NASKAH
SeratMardawalagu menggunakan bahasa Jawa.
17.
RINGKASAN ISI
Serat Mardawalagu menjelaskan tentang
persajakan dan musik-musik Jawa. Serat ini merupakan prosa yang menjelaskan
catatan lagu-lagu Jawa versi sekar ageng, sekar tenggahan, dan sekar macapat.
Kemudian berisi bagaimana membaca versi dari komposisi satu, dua, tiga, dan
empat baris, juga cara bagaimana mengkomposisikan lagu-lagu Jawa.
Penjelasan 4 style dari versi lagu-lagu Jawa
sesuai dengan nomer dari baris tiap bait (maca salagu, maca rolagu, maca tri
lagu, dan maca pat lagu).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar