Sabtu, 04 Januari 2014

DESKRIPSI NASKAH “SERAT MARDAWALAGU”



DESKRIPSI NASKAH
“SERAT MARDAWALAGU”

Deskripsi naskah adalah gambaran secara ringkas dan terperinci mengenai wujud fisik naskah maupun isi naskah dengan tujuan untuk mempermudah pengenalan terhadap naskah beserta konteks isinya. Deskripsi naskah yang dilakukan terhadap naskah yang menjadi objek penelitian ini berpedoman pada pendapat yang dikemukakan oleh Emuch Hermansoemantri (1986) yang disesuaikan dengan karakteristik naskah yang diteliti.
                Hal-hal yang diungkapkan dalam deskripsi naskah antara lain menyangkut informasi atau data mengenai: (1) judul naskah; (2) nomor kondex/punggung naskah; (3) tempat penyimpanan naskah; (4)  pengarang; (5) penyalin; (6) manggala dan kolofon; (7) ukuran naskah; (8) ukuran kertas; (9) ukuran teks; (10) halaman; (11) kondisi naskah; (12) bentuk tulisan; (13) kerapian; (14) bentuk teks; (15) cara penulisan; (16) bahan naskah; (17) ringkasan isi.
Berikut deskripsi lengkap naskah Serat Mardawalagu :
1.     JUDUL NASKAH
Naskah ini tercatat dalam katalog Girardet-Sutanto, 1983 dan Nancy K. Florida, 1996, dengan judul Serat Mardawalagu. Ketika dilakukan pengecekan langsung ke tempat penyimpanan naskah, judul terdapat pada tiga tempat :
·         Yang pertama terletak pada cover luar naskah bertuliskan “Serat Mardawalagoe”. Tetapi judul ini hanya terdapat pada kertas kecil yang menempel pada bagian kiri atas dengan tulisan ketik manual. Selain itu dalam cover juga terdapat cap berwarna biru bertuliskan “Jajasan Paheman Radya Pustaka Surakarta”.
Description: D:\2012-04-12 12.43.53.jpg
·         Yang kedua terletak pada sampul dalam yang pertama bertuliskan “Mardawalagu dengan ditulis latin menggunakan tinta merah.
Description: D:\`J4v4Niz GirL`0430.jpg
·         Yang ketiga terletak pada sampul dalam yang kedua bertuliskan ?m/fwlgu. (mardawalagu) . Judul ditulis dengan huruf Jawa seperti yang tertera.
Description: D:\`J4v4Niz GirL`0429.jpg

2.     NOMOR KODEX (PUNGGUNG) NASKAH
Pada punggung naskah terdapat nomor kodex naskah yaitu A3 dan SMP-RP-G-21 .

3.     TEMPAT PENYIMPANAN
Naskah Serat Mardawalagu ini disimpan di Perpustakaan Radyapustaka Surakarta.

4.     PENGARANG
Teks Serat Mardawalagu dikarang oleh Raden Ngabei Ranggawarsita, hal ini dapat dilihat dari kutipan halaman pertama teks Serat Mardawalagu, yaitu:
sertM/fwlgukrznHipu[nR=ogw/sit
“Serat Mardawalagu karanganipun raden ngabei Ranggawarsita”
“Serat Mardawalagu karangannya raden ngabei Ranggawarsita”

5.     PENYALIN
Naskah Serat Mardawalagu ini tidak ada penyalinnya dan masih asli.

6.     MANGGALA dan KOLOFON
Tidak ada manggala dalam naskah ini.
Kolofon ditulis dibagian belakang. Tetapi kolofon ini hanyalah sebuah tambahan karena ditulis dengan kertas dan warna tinta yang berbeda. Tulisan pada kolofon ini sangat kecil dan tidak rapi sehingga tidak mudah dibaca. Dalam katalog Nancy menyatakan bahwa naskah ini ditulis di Surakarta tetapi tidak diketahui waktu penulisannya.

7.     UKURAN NASKAH
Panjang : 33,5 cm
Lebar      : 21 cm
Tebal      : 0,5 cm


8.     UKURAN KERTAS
Panjang : 33 cm
Lebar      : 20,5 cm

9.     UKURAN TEKS
Panjang             : 24 cm
Lebar                 : 14 cm
Margin atas      : 2,5 cm
Margin bawah : 2 cm
Margin kanan  : 3 cm
Margin kiri       : 3 cm

10.                                                                                                                                                HALAMAN
Halaman ditulis dengan huruf Jawa dan terletak dibagian atas teks. Terdiri dari 21 halaman ditambah dengan 2 lembar halaman kosong, akan tetapi pada halaman terakhir (halaman 21) ditulis dengan menggunakan pensil. Setiap 1 halaman terdapat 35 baris. Pada halaman 1,10,11, dan 20 terdapat cap berwarna merah bertuliskan “P. Radio Poestaka Soerakarta 1831”.

11.                                                                                                                                                KONDISI NASKAH
Keadaan naskah secara fisik masih baik dan utuh/ lengkap, tidak ada lembaran-lembaran naskah yang hilang. Naskah ini merupakan naskah carik yang masih asli. Sampulnya masih utuh berwarna hijau, akan tetapi kertas telah berwarna putih yang telah usang dan banyak yang sudah sobek-sobek. Naskah-naskah yang sobek diberikan isolasi untuk perawatannya. Pada bagian akhir naskah terdapat tempelan kertas yang sangat rapi penempelannya. Kertas tersebut ditulis dengan menggunakan tinta bolpoint biru dan hitam.
Description: D:\2012-04-12 12.42.53.jpg                            Description: D:\2012-04-12 12.43.28.jpg

12.                        BENTUK TULISAN
Bentuk tulisan kecil, jelas dan mudah dibaca. Hurufnya berbentuk kotak (batasinambat) dan tulisannya sangat bagus. Penekanan penanya sangat tajam sehingga sampai tembus pada bagian belakangnya. Jarak antar huruf sedang tetapi jarak antar baris sangat dekat sehingga terlihat kurang teratur.

13.                        KERAPIAN
Tingkat kerapian sangatlah rapi, hampir tidak ada kesalahan dalam setiap penulisannya.

14.                        BENTUK TEKS
Serat Mardawalagu ditulis dalam bentuk prosa tentang tembang Macapat.

15.                        CARA PENULISAN
Penulisan teks pada setiap halaman ditulis secara bolak-balik, atau yang lebih dikenal dengan sistem recto verso, yaitu lembaran-lembaran naskah yang ditulisi pada kedua halaman muka dan belakang. Selain itu hanya ada satu halaman yang ditulis secara satu muka (tidak recto verso), yaitu pada halaman 21. Ditulis satu muka karena hanyalah tambahan saja. Teks ditulis ke arah lebarnya, artinya teks ditulis sejajar dengan lebar lembaran naskah, ditulis dari kiri ke kanan.



16.                        BAHAN NASKAH
Serat Mardawalagu dikemas menjadi naskah yang lumayan tipis. Kertas yang digunakan adalah kertas eropa, kertasnya berwarna kecoklatan, tebal, dan kualitasnya masih baik. Akan tetapi terdapat perbedaan jenis kertas pada halaman terakhir, halaman terakhir menggunakan kertas folio bergaris.

17.                        BAHASA NASKAH
SeratMardawalagu menggunakan bahasa Jawa.

18.                        RINGKASAN ISI
Serat Mardawalagu menjelaskan tentang persajakan dan musik-musik Jawa. Serat ini merupakan prosa yang menjelaskan catatan lagu-lagu Jawa versi sekar ageng, sekar tenggahan, dan sekar macapat. Kemudian berisi bagaimana membaca versi dari komposisi satu, dua, tiga, dan empat baris, juga cara bagaimana mengkomposisikan lagu-lagu Jawa.
Penjelasan 4 style dari versi lagu-lagu Jawa sesuai dengan nomer dari baris tiap bait (maca salagu, maca rolagu, maca tri lagu, dan maca pat lagu).